Analisis Nilai Moral Dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan  

Analisis Nilai Moral Dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan  

Nadia Wanda Nur Khalisa, Nisrina Faradilla Salsabila

Program Studi Perpustakaan dan Informasi Islam, Universitas Islam Negeri Antasari, Indonesia

Email: nad[email protected]

Menurut A. Teeuw dalam bukunya yang berjudul sastra dan ilmu sastra ia mengatakan bahwa Ilmu sastra adalah suatu keilmuan yang memiliki keistimewaan karena objek utama penelitiannya tidak tentu. Bahkan kadang tidak karuan. Dalam Bahasa barat modern sastra disebut literature yaitu segala sesuatu yang tertulis, pemakaian Bahasa dalam bentuk tertulis. Sebagai bahan perbandingan, kata sastra dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa sansekerta; akar kata hs-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran -tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Dapat ditarik kesimpulan sastra adalah alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran seperti silpasastra (buku arsitektur) dan kamasastra (buku  petunjuk mengenai seni cinta). Awalan su- berarti baik atau indah. Namun kata susastra tampaknya tidak terdapat dalam Bahasa sansekerta dan jawa kuno (Gonda 1952; Zooetmulder 1982).

Menurut KBBI sastra artinya bahasa berupa kata-kata dan gaya Bahasa yamg dipakai dalam kitab-kitab atau bisa pula disebut bukan bahasa sehari-hari. Sapardi Djoko Damono mengemukakan sastra ialah lambang sosial yang menggunakan Bahasa sebagai medium; Bahasa tersebut adalah ciptaan sosial. Sastra menyajikan gambaran kehidupan berupa suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. 

Karya sastra merupakan ekspresi perasaan manusia yang bersifat individu, melibatkan pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang diungkapkan melalui gambaran kehidupan. Karya sastra diklasifikasikan menjadi dua bagian yang bersifat umum dan khusus. Karya sastra bersifat umum dibedakan dengan bentuk hasil-hasil seni atau kebudayaan satu dan lainnya seperti seni patung, seni tari, seni lukis, seni rupa dan pidato. Karya sastra bersifat khusus dibedakan atas puisi, prosa, dan drama. Jika dibedah kembali prosa terdiri atas cerpen, novelet, novel, roman, atau jenis pembagian yang lain.

Cerpen memiliki Batasan, definisi, dan pengertian yang berbeda dari pakar sastrawan. Akan tetapi, menurut Muhammad Pujiono (2006) pendek panjangnya suatu cerita dinilai berdasarkan adanya unsur-unsur inrtinsik tertentu yang tidak kompleks atau bisa dikatakan cerpen memiliki karakter, plot, latar yang terbatas tanpa penilaian sedikit banyaknya jumlah kata atau halaman. Aoh. KH, mendefinisikan cerpen sebagai salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek dengan kuantitas 500-20.000 kata. Cerita pendek harus menyajikan kesan yang selesai, tanpa adanya pertanyaan yang membingungkan bagi pembaca sehingga membuat pembaca berfikir ceritanya masih berlanjut. Kesan selesai ini harus meyakinkan pembaca bahwa cerita telah usai tanpa ada lanjutan jalan cerita lain.

Dalam kamus psikologi Chaplin tahun 2006, moral dijelaskan sebagai akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, melibatkan hukum, atau mencakup adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Sementara menurut Hurlock (1990), perilaku moral adalah tindakan yang sesuai dengan kode moral dari kelompok sosial. Nilai moral merujuk pada prinsip-prinsip atau standar-nilai yang digunakan untuk menilai kebaikan atau keburukan suatu tindakan atau perilaku. Nilai moral mencerminkan keyakinan dan norma-norma yang mengatur tingkah laku individu atau masyarakat dalam konteks etika atau moralitas. Nilai-nilai moral dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk agama, budaya, filosofi, atau pendidikan. Mereka membentuk dasar untuk mengevaluasi apakah suatu tindakan dianggap benar atau salah, baik atau buruk, dan membantu membentuk pandangan moral seseorang atau suatu kelompok. Kehadiran nilai moral dalam diri seseorang sangat krusial. Penting bagi individu untuk mengusahakan nilai moral yang positif, karena hal ini dapat menjadi perlindungan dari potensi keterlibatan dalam perilaku amoral yang merugikan.

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis cerpen Sumur karya Eka Kurniawan. Untuk mencapai inovasi atau keunikan dalam penelitian ini, penulis memulai dengan merujuk pada beberapa penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya telah menjadi landasan bagi peneliti, seperti yang terdokumentasikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sofia Nur Havizah dan Sri Utami dengan judul “Analisis Penggunaan jenis Konjungsi dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pada cerpen Sumur karya Eka Kurniawan terdapat tiga jenis konjungsi yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Penanda keberadaan jenis konjungsi koordinatif dapat dikenali melalui adanya kata “dan” atau “atau”. Identifikasi jenis konjungsi subordinatif dalam cerpen “Sumur” dapat dilakukan dengan mendeteksi kehadiran kata-kata seperti “sejak”, “seandainya”, dan “sebab”. Sementara itu, pengenalan jenis konjungsi antarkalimat dalam cerpen “Sumur” dapat dicirikan oleh keberadaan kata “kemudian”. Kelebihan dari penelitian ini adalah peneliti menuliskan data secara rinci sehingga memudahkan pembaca untuk memahami jenis konjungsi yang terdapat dalam cerpen tersebut. (Sofia Nur Havizah dan Sri Utami 2022)

Penelitian sejenis tentang analisis cerpen Sumur karya Eka Kurniawan yang dilakukan oleh Muhammad Alfi Niam dan Aida Azizah dengan judul “Analisis Tindak Tutur Pada Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan”. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat 13 jenis tindak tutur dalam cerpen berjudul “Sumur” karya Eka Kurniawan. Meskipun dialog dalam cerpen ini terbilang minim, namun dapat diakui bahwa cerpen “Sumur” memiliki variasi yang cukup banyak dalam hal jenis tindak tutur. Terlebih, terdapat situasi di mana satu tuturan dari tokoh dapat mencakup beberapa jenis tindak tutur sekaligus. Dikarenakan dialog yang terdapat dalam cerpen minim, membuat peneliti harus menggali lebih dalam satu tuturan tokoh untuk mendapati tindak tutur lain yang terkandung di dalamnya (Muhammad Alfi Niam dan Aida Azizah 2023)

Penelitian selanjutnya mengenai analisis cerpen Sumur karya Eka Kurniawan ditulis oleh  Muhammad Alfi dengan judul “Kritik Sosial Dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan”. Analisis kritik sosial dalam penelitian yang dikemukakan oleh Muhammad Alif menerangkan bahwa terdapat empat kritik masalah sosial dalam cerpen Sumur yaitu: (1) kritik sosial masalah kemiskinan, (2) kritik sosial masalah kejahatan, (3) kritik sosial masalah pendidikan, dan (4) kritik sosial masalah lingkungan hidup. Kelebihan dari penelitian ini adalah memaparkan daripada wujud kritik sosial dalam cerpen Sumur Eka Kurniawan yaitu kritik terhadap sistem pendidikan di daerah, kritik terhadap ketimpangan pembangunan, dan kritik terhadap pengabaian negara akan masalah iklim.  (Muhammad Alfi 2023)

Pada penelitian ini, peneliti mengambil cerpen “sumur” karya Eka Kurniawan karena cerpen Sumur hanya diproduksi secara terbatas sehingga memungkinkan sedikit orang yang berkesempatan membaca cerita ini dan mengulik nilai moral yang terdapat di dalamnya. Eka Kurniawan juga terkenal sebagai sastrawan yang sering kali mengangkat konflik sosial sebagai objek penulisannya maka dari itu peneliti memutuskan bahwa penganalisisan nilai moral cerpen Sumur karya Eka Kurniawan adalah pilihan yang tepat.

Setelah melakukan tinjauan pustaka terhadap tiga hasil penelitian diatas, maka peneliti mengetahui beberapa penelitian mengenai cerpen Sumur karya Eka Kurniawan. Akan tetapi belum ditemukan penelitian yang membahas tentang nilai moral yang terkandung di dalam cerpen tersebut. Oleh karena itu peneliti mengambil rumusan masalah, yaitu “Apa saja nilai moral yang terkandung dalam cerpen Sumur karya Eka Kurniawan?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai moral yang terkandung didalam cerpen Sumur karya Eka Kurniawan dan menjadikannya sebagai bahan pembelajaran untuk semua. Penelitian ini nantinya akan berkontribusi pada kajian-kajian seputar psikologi dan sosiologi sastra.

Pendekatan Kualitatif digunakan karena data yang ada sesuai dengan kenyataan sesungguhnya berupa tulisan lalu dianalisis dan ditafsirkan secara objektif. Langkah berikutnya adalah menuliskan hasil yang telah ditemukan dalam bentuk kata kata dan Bahasa.

Teknik pengolahan data menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menganalisis data yang diteliti kemudian memaparkan data tersebut. Untuk memperoleh hasil penelitian, dilakukan Langkah-langkah berikut:

1. Mengumpulkan sumber data;
2. Membaca cerpen ‘Sumur’ dengan cermat;
3. Menganalisis nilai moral yang terkandung pada cerpen tersebut;
4. Mendeskripsikan nilai moral yang terkandung pada cerpen tersebut;
5. Menyimpulkan nilai moral yang terkandung pada cerpen tersebut.

Nilai moral adalah suatu nilai yang berkaitan dengan adat, kebiasaan, ataupun aturan yang ditetapkan kelompok tertentu. Berikut nilai moral yang terkandung dalam cerpen Sumur karya Eka Kurniawan:

1. Gigih dan pantang menyerah

….dan mereka akan berjalan Bersama menelusuri jalan setapak yang memanjang sepanjang pinggiran sawah, sebab sekolah mereka ada di kampung lain. (hal.1)

Bedasarkan kutipan di atas tokoh Siti dan Toyib memiliki sifat gigih and pantang menyerah. menurut KBBI gigih adalah sikap teguh pada pendirian atau fikiran. Sedangkan pantang menyerah terdiri dari dua kata yaitu pantang dan menyerah. pantang ialah perbuatan yang terlarang menuruut adat atau kepercayaan. Dan menyerah artinya pasrah kepada Tuhan yang Mahakuasa. Bisa dikatakan pantang menyerah ialah tak mudah putus asa dan optimis dalam melakukan sesuatu. Bahkan siap bangkit dair keterpurukan.

Tokoh Siti dan Toyib memiliki sifat gigih dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu walaupun jarak tempuh untuk pergi ke sekolahnya jauh dan mengharuskan mereka menyusuri jalan setapak sepanjang pinggiran sawah agar bisa tiba di sekolah mereka yang berada di desa lain.

Setiap pagi, ia akan menaiki bukit kecil dan menuruni lembah dengan ember kosong, lalu Kembali lagi memanggul ember penuh air itu di punggungnya. (hal.9)

Kegigihan Siti dipaparkan melalui sikap nya yang rela menaiki dan menuruini bukit demi mengisi ember kosong setiap hari. Meskipun terdapat banyak rintangan yang ia lalui Siti pantang menyerah demi menunaikan kewajibannya

Ember di punggung si gadis tidaklah besar, tapi itupun cukup untuk membuatnya terbungkuk-bungkuk, dengan jalan tertatih mendaki lereng bukit, dengan setapak berbatu penuh  kerikil. Dengan ember sekecil itu, entah berapa kali Siti harus bolak balik menagambil air setiap hari. (hal.13)

Siti tetap gigih dan pantang menyerah dengan terus berusaha membawa ember berisi air yang membuat dirinya terbungkuk-bungkuk. Medan yang curam tak menghalangi dirinya membawa ember tersebut. Meskipun ia harus tertatih mendaki lereng bukit.

Sejak hari itu, orang kampung sering melihat si bocah memikul dua ember penuh air dari sumur untuk mengisi bak penampungan di rumah si gadis, bolak-balik sampai terisi penuh. (hal.16)

Atas niat Toyib yang ingin membantu Siti, ia pun dengan gigih mengambilakn air dari sumur untuk keperluan Siti dan keluarganya. Kegigihan ini terus berlanjut meskipun ada banyak rintangan.

2. Bertanggung Jawab

Untuk keluarganya, yang kini terdiri dari ibu dan dua adik perempuannya, Siti bertanggung jawab untuk memperoleh air. (hal.9).

Berdasarkan kutipan di atas tokoh ayah Toyib memiliki sikap bertanggung jawab. Menurut KBBI tanggung jawab ialah keadaan dimana seseorang menanggung segala sesuatu yang menjadi resiko atas apa yang dilakukannya. Tanggung jawab ini berupa kesadaran manusia akan segala tindakanya entah disengaja ataupun tidak. Siti memiliki sikap tanggung jawab atas keluarganya dikarenakan kepergian ayahnya sehingga ia pun membantu ibu dan adiknya demi mendapatkan air untuk kehidupan mereka sehari-hari.

3. Amanah

Toyib merogoh saku celanaya, memperlihatkan buntalan uang yang dibungkus kerta koran, diikat dengan karet gelang. Ia takt ahu berapa isinya, ayahnya juga tak memberitahunya. Yang ia tahu, itu semua uang yang dikumpulkan ayahnya di penjara.(hal. 11-12)

Berdasarkan kutipan di atas tokoh Toyib memiliki sifat Amanah. Menurut KBBI Amanah adalah sebuah tanggung jawab atau kepercayaan yang diberikan kepada individu lain. Toyib dengan sifat amanahnya memberikan uang yang dititpkan ayahnya kepada Siti Ketika mereka bertemu. Meskipun toyib tidak mengetahui berapa nominal uang tersebut dan ayanhnya pun tak memberi tahunya ia tetap memberikan uang tersebut langsung kepada Siti.

Dengan sedikit kekikukkan, ia mengulang apa yang dikatakannya kepada Siti tempo hari mengenai uang milik ayahnya. Tentu rasa sesal ayahnya. (hal.18)

Toyib Amanah dalam menyampaikan pesan ayahnya yang sempat ditolah oleh Siti. Toyib juga menyampaikan penyesalah ayahnya atas meninggalnya ayah Siti yang dibunuh oleh ayah Toyib.

Bungkusan uang itu sudanh dipersiapkanya Kembali, dan kali ini diterima oleh ibu Siti, meskipun dengan agak ragu. Toyib merasa senang. Setidaknya itu akan meringankan beban perasaan ayahnya, dan uang itu bisa dipergunakan untuk mengurangi pula beban kehidupan Siti dan ibu sera adik-adiknya. (hal.18)

Uang yang ditolak Siti Kembali diberikan Toyib kepada ibu Siti. Hal ini dirasa Toyib akan meringankan rasa bersalah ayahnya dan juga berguna untuk keluarga Siti.

4. Suka Menolong

Tanpa mengatakan apapun Toyib berlari dan menolongnya. Diangkatnya tubuh si gadis. (hal.14-15).

Berdasarkan kutipan di atas tokoh Toyib memiliki sifat suka menolong. Menurut KBBI suka menolong adalah memberikan bantuan untuk mengurangi beban, penderitaan, atau kesulitan. Antonym dari sifat suka menolong adalah sifat apatis. Apatis merupakan kondisi dimana seorang individu menunjukkan sikap tidak peduli, tanpa memiliki ketertarikan atau perhatian khusus terhadap aspek tertentu, termasuk aspek fisik, emosional, dan kehidupan sosial.

Saat Siti terjatuh, dengan sigap Toyib membantu Siti. Tanpa mengatakan apapun Toyib langsung berlari dan menolongnya. Hal ini membuktikan bahwasanya Toyib memiliki sifat suka menolong terhadap sesama.

Toyib menganbil ember si gadis yang tertinggal, berbalik ke sumur dan mengisinya. Selepas itu ia membawa air tersebut ke rumah siti. (hal.15)

Atas musibah yang diterima Siti, ia pun tidak jadi membawa pulang air untuk kebutuhan keluarganya sehari-hari. Toyibpun memutuskan untuk membantu Siti dengan kambali ke sumur untuk mengambil air baru dan membaw air ersebut ke rumah Siti.

5. Patuh

Toyib tak bisa mengatakan bahwa ia tak lagi berteman dengan Siti. Ia tak pernah bicara lagi dengannya. Meskipun begitu, ia mengangguk, bersedia membawa uang ayahnya.(hal.7).

Berdasarkan kutipan di atas tokoh Toyib memiliki sifat Patuh. Menurut KBBI, patuh adalah sifat taat terhadap suatu perbuatan, permintaan ataupun aturan. Walaupun Toyib tidak berteman lagi, bahkan tak pernah berbicara lagi dengan Siti, Toyib tetap patuh atas perintah ayahnya untuk memberikan uang kepada Siti

6. Pemaaf

“Aku tahu ayahmu tak pernah bermaksud begitu.” (hal.18)

Berdasarkan kutipan di atas, Ibu Siti memiliki sifat pemaaf. Pemaaf berasal dari kata maaf yang menurut KBBI berarti Pembebasan seseorang dari konsekuensi hukuman, termasuk tuntutan dan denda, yang dijatuhkan karena suatu kesalahan. Maaf juga berupa ungkapan permintaan ampun ataupun penyesalan atas apa yang telah diperbuat. Sikap pemaaf dapat dijelaskan sebagai tindakan seseorang untuk merespon situasi yang mungkin kurang menyenangkan, baik dalam konteks positif maupun negatif. Ini melibatkan penanganan terhadap hal-hal yang negatif dan penilaian terhadap orang yang bersalah tanpa menolak pengalaman sakit, namun dengan memperlihatkan rasa kasihan.

Ibu Siti memaafkan daripada kesalahan Ayah Toyib dengan mengatakan bahwa Ayah Toyib memang tak bermaksud untuk membunuh suaminya.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa cerpen Sumur karya eka Kurniawan memiliki berbagai nilai moral positif yang dipaparkan penulis untuk pembaca. Nilai-nilai moral tersebut antara lain gigih dan pantang menyerah, bertanggung jawab, Amanah, suka menolong, patuh dan pemaaf.

Dengan demikian, cerita pendek ini dapat dianggap sebagai materi bacaan yang memberikan dampak positif karena menyertakan prinsip-prinsip dan nilai moral yang dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Anggito, Albi, Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: Jejak.

Damono, Sapardi Djoko. (2020). Sosiologi Sastra (Sebuah Pengantar Ringkas).  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiono, Dendy. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. KBBI Online. https://perpus.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf 

Firwan, Muhammad. (2017). Nilai Moral Dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasrey Basral. Universitas Tadulako : Jurnal Bahasa dan Sastra, 2(2).

Anwar, Shabri Shaleh. (2014). Tanggung Jawab Pendidikan Dalam Presfektif Psikologi Agama. STIT Ar-Risalah Indragiri Hilir : Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1).

Sutanto, P. Tri Anung. (2022). Sikap Pantang Menyerah Pada Diri Mahasiswa Program Studi Administrasi Perkantoran ASM Marsudirini Santa Maria Yogyakarta Angkatan 2021. ASM Marsudirini Santa Maria Yogyakarta : Jurnal Ilmiah Sosial, 45(2).

Pahruroji, Fajar Julianto, dan Riana Dwi Lestari. (2019). Analisis Nilai Moral Pada Cerpen “Misteri Uang Melayang” Karya Sona. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(5).

Lafamane, Felta. (2020). Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama). OSF Preprints. https://osf.io/preprints/osf/bp6eh

Havizah, Sofia Nur, Sri Utami. (2022). Analisis Penggunaan Jenis Konjungsi Dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan. Universitas Dr. Soetomo Surabaya : Jurnal KANSASI, 7(2).

Nurohmah, Ai Nurul, Dini Anggraeni Dewi. (2021). Penanaman Nilai Moral dan Karakter di Era Pandemi melalui Pendidikan dengan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila. Universitas Muhammadiyah Enrekang: Journal of Education, Psycology and Counseling, 3(1).

Untari, Puji. (2014). Hubungan Antara Empati Dengan Sikap Pemaaf Pada Remaja Putri Yang Mengalami Kekerasan Dalam Berpacaran. Universitas Mulawarman Samarinda: Jurnal Psikoborneo 2(2).

Faza, Fariz Al, Puji Lestari. (2020). Sikap Apatis Pemuda terhadap politik di Dusun Mekar Sari Desa Kalibeber Kecamatan Mojo Tengah Kabupaten Wonoboso. Universitas Negri Semarang: Unnes Political Sciene Journal, 4(2).

Niam, Muhammad Alfi, Aida Azizah. (2023). Analisis Tindak Tutur Pada Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan. Prosiding dari Seminar Nasional Daring Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik (Sinergi), Bojonegoro: 27 Juni 2023. Hal 2055-2064.

Hasan, Kamaruddin. (n.d). Modul Sekolah Menulis dan Kajian Media. Aceh: SMKM Aceh.

Pujiono, Muhammad. (2006). Analisis Nilai-Nilai Religius Dalam Cerita Pendek Karya Miyazawa Kenji. Makalah. https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1725/06006244.pdf?sequence=2

Alfi, Muhammad. (2023). Kritik Sosial Dalam Cerpen Sumur Karya Eka Kurniawan. Skripsi Sarjana: Universitas Jendral Soedirman. https://repository.unsoed.ac.id/21449/

KBBI VI Daring. From website Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Terknologi Republik Indonesia: https://kbbi.kemdikbud.go.id/